SALMONELLA TYPHIMURIUM
Salmonella termasuk dalam
kelompok bakteri batang (basil), gram negatif, tidak memiliki spora, serta
dapat menyebabkan adanya saprofit atau patogen. Salmonella termasuk dalam family
Enterobacteriaceae yang secara luas
diterima pertama kali pada tahun 1960-an. Salmonella
adalah bakteri fakultatif anaerobik, berbentuk lurus, kecil dengan ukuran
0,7-1,5 x 2,0-5.Opm dan memiliki otot dengan flagella peritrichous.
Salmonella berkaitan erat
dengan kebersihan lingkungan dan kebersihan diri sendiri. Salmonella juga dapat ditemukan dalam air, terutama air yang
tercemar oleh berbagai polusi. Apabila air dan makanan yang terkontaminasi Salmonella dikonsumsi oleh manusia, maka
Salmonella juga ikut berpindah dan
berkembang dalam tubuh manusia. Berdasarkan hal tersebut, Salmonella termasuk kedalam salah satu bakteri penyebab foodborne disease atau penyakit yang
disebabkan oleh makanan yang kurang bersih (Danarsi dan Noer, 2016).
Tabel 1.
Karakteristik biokimia Salmonella,
diadaptasi dari Brenner (1984) dan Le Minor (1984)
Karakteristik
|
Hasil
reaksi
|
Katalase
|
+
|
Oksidase
|
_
|
Produksi asam dari
laktosa
|
-
|
Produksi gas dari glukosa
|
+
|
Indol
|
-
|
Produksi urease
|
-
|
Produksi hydrogen sulfida
|
+
|
Sitrat yang dimanfaatkan
sebagai karbon tunggal*
|
+
|
Methyl merah
|
+
|
Voges-Proskauer
|
-
|
Lisin dekarboxyl
|
+
|
Ornitin dekarboxyl
|
+
|
+ = reaski positif; - = reaksi negative
*kecuali Typhi yang negative dalam tes ini
|
Sumber : Bell dan Kyriakides (2002)
Struktur sel bakteri Salmonella teridiri atas beberapa bagian, yaitu bagian inti sel (nucleus), sitoplasma, dan dinding sel
yang bersifat gram negatif sehingga memiliki struktur kimia yang berbeda dengan
bakteri gram positif. Dinding sel merupakan suatu struktur yang kaku yang
memberikan bentuk pada sel. Dinding sel memiliki tebal 10 sampai 35 nm dan
dapat mencapai 10% sampai 40% dari berat kering suatu organisme. Dinding sel
terletak dibawah substansi ekstraselular seperti kapsul atau lendir dan diluar
membran sitoplasma. Bakteri gram negatif mengandung lipid, lemak atau substansi
lemak yang lebih tinggi daripada bakteri gram positif. Dinding sel bakteri gram
negatif juga lebih tipis daripada dinding sel bakteri gram positif. Bakteri
gram negatif memiliki dinding sel yang mengandung 3 polimer senyawa mukokompleks
yang berada diluar lapisan peptidoglikan (murein). Polimer tersebut antara
lain:
·
Lipoprotein, merupakan senyawa protein yang
berfungsi sebagai penghubung antara selaput luar dengan lapisan peptidoglikan
(murein).
·
Selaput luar, merupakan selaput ganda yang
memiliki kandungan senyawa fosfolipid dan sebagian besar senyawanya terikat
oleh molekul lipopolisakarida pada lapisan bagian atas.
·
Lipopolisakarida, merupakan senyawa dengan
kandungan lipid kompleks yang berfungsi sebagai penyusun dinding sel bakteri gram
negatif yang dapat mengeluarkan toksin (endoktoksin). Endoktoksin akan keluar
apabila terjadi luka pada permukaan sel bakteri gram negatif.
Salmonella dapat menyebabkan
penyakit yang disebut salmonellosis.
Penyakit akibat Salmonella sudah
banyak menyerang manusia hingga menyebabkan adanya wabah salmonellosis. Spesies Salmonella
menyebabkan penyakit dengan cara infeksi, yaitu organisme tumbuh dan berkembang
biak di tubuh inang dan tumbuh baik didalam sel atau jaringan inang. Salmonella berkembang biak di usus
kecil, berkolonisasi dan kemudian menyerang jaringan usus, menghasilkan
enterotoksin dan menyebabkan reaksi inflamasi dan diare. Ketika Salmonella menyerang sistem pertahanan
alami inang, organisme ini dapat masuk ke dalam aliran dalam dan/atau sistem
limfatik dan menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Penyakit yang
disebabkan oleh serotip Salmonella
berkisar antara gastroenteritis hingga demam enterik (tifoid) dan septikemia
dan gejala sisa kronis. Tifoid dapat tersebar melalui makanan atau minuman atau
air yang terkontaminasi dengan kotoran orang yang terinfeksi. Anak-anak kecil,
orang tua, dan orang-orang dengan penyakit kronis atau individu yang memiliki
sistem imun lemah menjadi golongan yang sangat rentan terhadap penyakit salmonellosis. Dosis infektif untuk
menyebabkan salmonellosis foodborne
pada manusia yaitu 100.000 hingga satu juta sel, namun akhir-akhir ini sejumlah
wabah terjadi dengan dosis infektif yang rendah, yaitu <10-100 sel. Hal ini
menunjukkan bahwa sangat penting untuk meminimalkan insidensi dan tingkat
organisme pada semua tahapan rantai makanan (Bell dan Kyriakides, 2002).
Sumber utama Salmonella yaitu saluran pencernaan
manusia dan hewan sekitar. Akibatnya, Salmonella
dapat tersebar luas di lingkungan manusia termasuk tanah dan air. Salmonella berhubungan erat dengan hygiene dan sanitasi. Adanya Salmonella dalam makanan dianggap
membahayakan kesehatan. Salmonella
termasuk dalam bakteri penyebab foodborne
disease (penyakit yang disebabkan oleh makanan) yang mengakibatkan munculnya
berbagai penyakit, seperti tifus, diare dan enterocolitis (Danarsi dan Noer,
2016).
Salah satu serotipe Salmonella yang menjadi masalah dalam
bidang industri pangan adalah S. Typhimurium. Jenis bakteri ini bersifat zoonosis
dan patogen bagi manusia, umumnya bakteri S.
Typhimurium ditemukan dalam proses rantai makanan dan proses pengolahan
yang dapat disebabkan oleh kontaminasi silang (Aliyu dkk, 2015). S. Typhimurium memiliki flagella, berbentuk batang, bersifat aerob dan termasuk
dalam bakteri gram negatif. Beberapa jenis serovar patogen dari spesies Salmonella menjadi penyebab infeksi
paling sering di daerah tropis, terutama pada tempat dengan hygiene yang kurang baik (Detha dan
Datta, 2015). Bakteri S. Typhimurium dapat menyebabkan penyakit gastroenteritis,
yang merupakan penyakit saluran pencernaan makanan akibat keracunan makanan
yang mengandung bakteri Salmonella (Kunarso,
1987).
Taksonomi S. Typhimurium adalah:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma
Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies : S. enterica
Serovar : S. Typhimurium
DAFTAR
PUSTAKA
Aliyu, S, N. I. A. Rahman, A. Muazu, U. F. Abdullahi,
R. Naim, U. Muhammad, M. Haque. 2015. Evaluation
of biofilm formation and chemical sensitivity of Salmonella thypimurium on
plastic surface. Journal of Applied Pharmaceutical Science, 5(10) : P.
118-125.
Bell, C., dan A. Kyriakides. 2002. Salmonella : A Practical Approach to the
Organism and Its Control In Foods. London : Blackwell Science.
Danarsi dan Noer.
2016. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Mikrobiologi Makanan Pendamping
Air Susu Ibu (MP-ASI) Bubur Instan dengan Substitusi Tepung Ikan Gabus dan
Tepung Labu Kuning. Journal of Nutrition
College, 5(2) : Hal. 58-63.
Detha, A. dan F. U. Datta. 2015. Aktivitas Antimikroba
Sopi Terhadap Bakteri Patogen Salmonella Thypimurium
dan Salmonella Enteritidis. Jurnal Kajian Veteriner, 3(1) : Hal.
17-21.
Kunarso, D.H. 1987. Beberapa Catatan Tentang Bakteri Salmonella. Oseana, 12(4) : Hal. 79-90.
Komentar
Posting Komentar